Paranggupito merupakan salah satu
wilayah yang termasuk dalam kabupaten Wonogiri tepatnya didaerah selatan Pulau Jawa.
Wilayah ini dikelilingi pegunungan disamping juga dibagian selatan dibatasi
oleh lautan. Sebagian besar masyarakatnya adalah petani. Mengingat daerah tersebut
adalah daerah pegunungan yang dipenuhi dengan bebatuan disana sini, akan sulit
sekali bagi masyarakat membangun sumber air seperti sumur, sehingga masyarakat
bercocok tanam dengan sistem berladang dan perairannya mengandalkan dari air hujan.
Hasil pertanian masyarakatnya antara lain singkong, padi, kacang tanah, jagung
dll. Tidak sepanjang tahun masyarakat dapat memanen hasilnya, hanya pada waktu
– waktu tertentu saja mereka dapat menanam & memanen hasil pertanian.
Tentu saja karena sistem perairan yang hanya mengandalkan air hujan, maka pada saat musim penghujan datang masyarakat akan sangat sibuk untuk menanam berbagai benih tanaman. Dalam satu tahun hanya pada musim inilah masyarakat memperoleh kesempatan untuk bercocok tanam dan berusaha sekuat tenaga untuk berhasil dalam panen nanti, sebab enam bulan kemudian ketika musim kemarau melanda, mereka tak punya kesempatan lagi untuk menanam benih.
Tentu saja karena sistem perairan yang hanya mengandalkan air hujan, maka pada saat musim penghujan datang masyarakat akan sangat sibuk untuk menanam berbagai benih tanaman. Dalam satu tahun hanya pada musim inilah masyarakat memperoleh kesempatan untuk bercocok tanam dan berusaha sekuat tenaga untuk berhasil dalam panen nanti, sebab enam bulan kemudian ketika musim kemarau melanda, mereka tak punya kesempatan lagi untuk menanam benih.
Suasana nan hijau dan subur akan
terlihat pada musim itu. Tanaman diarea pertanian tumbuh hijau, pepohonan mulai
bersemi dan pegunungan mulai menghijau. Namun lain halnya ketika musim kemarau
tiba seperti saat ini, keadaan yang gersang dan kering dapat dengan mudah ditemui
di sana. Hampir di seluruh daerah menampilkan pemandangan yang sama, gersang,
kering dan tandus ditambah lagi sengatan matahari yang dengan mudah
menghitamkan kulit siapa saja yang melintas.
Kekeringan seperti ini terus melanda
masyarakat di wilayah itu setiap tahunnya, bahkan hanya untuk sekedar memenuhi
kebutuhan air sehari – hari saja, masyarakat harus membeli, yang mana harganya
setiap tahun bukan semakin murah tetapi semakin mahal. Begitupun harga
kebutuhan pokok yang lain semakin tahun semakin mahal, misalnya saja beras yang
bisa dikatakan merupakan kebutuhan pokok yang wajib ada setiap harinya. Meski
hasil pertanian utama yang mereka hasilkan adalah padi, namun tak jarang di
musim kemarau panjang seperti ini banyak masyarakat yang harus membeli beras
dikarenakan persediaan beras mereka tak bisa mencukupi sepanjang tahun, karena bisa saja pada saat musim hujan yang lampau mereka gagal panen.
Berbeda halnya dengan hasil
pertanian lain yang dipanen oleh para petani, ketika dijual ke penadah harganya
akan sangat jauh lebih murah jika dibandingkan dengan harga di kota – kota besar,
padahal untuk memperoleh uang guna memenuhi kebutuhannya, masyarakat hanya
mengandalkan hasil pertanian yang mereka panen. Kesenjangan inilah yang membuat
kehidupan warga masyarakat Paranggupito menjadi semakin sulit. Dari tahun ke
tahun tidak ada perbaikan kehidupan yang cukup berarti, bahkan pembangunan
infrastruktur pun luput dari perhatian pemerintah daerah apalagi pemerintah
pusat. Mungkin memang sudah menjadi resiko, kehidupan yang amat jauh dari
perkotaan dan berada didaerah pinggiran, harus membayar dengan harga yang cukup
mahal untuk bisa bertahan.
Padahal kalau boleh dikaji ada
sektor lain diluar sektor pertanian yang dapat digali untuk dijadikan peluang
usaha bagi masyarakat setempat, misalnya saja sektor pariwisata. Beberapa pantai
seperti Pantai Sembukan yang bersebelahan juga dengan Pantai Klotok, Pantai
Sadeng yang merupakan perbatasan dengan Kota Yogyakarta, dan Pantai Nampu bisa
dikatakan sangat cukup menarik bagi wisatawan dari luar daerah. Kondisi pantai
yang masih alami dengan pemandangan birunya air laut menandakan bahwa airnya
masih bersih dan bebas dari polusi, cukup menarik minat wisatawan bahkan mereka
yang berasal dari luar Paranggupito bahkan dari luar Kabupaten Wonogiri.
Harapan masyarakat, pemerintah
dapat membantu memberikan solusi untuk meringankan berbagai kesulitan hidup
yang mereka hadapi. Memang tak sepenuhnya segala sesuatu bergantung pada
pemerintah baik itu pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, namun setidaknya
sedikit tindakan pemerintah dengan membantu untuk mencukupi ketersediaan air akan
sangat membantu meringankan kesulitan mereka.
No comments:
Post a Comment