Pengertian Teori Akuntansi

Teori akuntansi terdiri dari 2 (dua) kata yaitu "teori" dan "akuntansi". Menurut Webster's Third New International Dictionary mendefinisikan teori sebagai suatu susunan yang saling berkaitan tentang hipotesis, konsep, dan prinsip pragmatis yang membentuk kerangka acuan untuk bidang yang dibahas. Sedangkan pengertian akuntansi sendiri adalah proses mengidentifikasi, mengukur, dan menyampaikan informasi sebuah entitas ekonomi sebagai bahan informasi dalam mempertimbangkan berbagai alternatif yang digunakan untuk mengambil kesimpulan atau keputusan bagi pemakainya. 

Dari penjelasan tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa teori akuntansi adalah suatu susunan konsep, definisi, dalil yang menyajikan secara sistematis gambaran fenomena akuntansi yang menjelaskan hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lainnya dalam struktur akuntansi dengan maksud dapat menjelaskan dan meramalkan fenomena yang mungkin akan terjadi.

Adapun entitas yang berkepentingan terhadap standar akuntansi adalah sebagai berikut:

1. Individual atau kantor akuntan publik
Individual dan kantor akuntan publik bertanggung jawab melalui auditor - auditor mereka untuk secara independen memberikan sertifikasi atas laporan keuangan perusahaan yang disajikan berdasarkan aktivitas bisnis dengan wajar dan akurat.

2. American Institute Of Certified Public Accounting (AICPA)
AICPA merupakan suatu organisasi pengkoordinir profesional bagi para praktisi CPA di Amerika Serikat

3. American Accounting Association (AAA)
AAA adalah organisasi para akademisi akuntansi dan setiap individu yang tertarik dalam peningkatan praktik dan teori akuntansi

4. Financial Accounting Standart Board (FASB)
FASB menggantikan APB di tahun 1973 sebagai badan yang bertanggung jawab untuk membuat standar akuntansi

5. Securities and Exchange Commision (SEC)
SEC dibentuk oleh UU Kongres pada tahun 1934.

6. Organisasi profesional lainnya 
Organisasi ini secara aktif terlibat dalam pembuatan  standar akuntansi dinegaranya masing - masing.

7. Para pengguna laporan
a. Pengguna langsung: Pemilik perusahaan dan pemegang saham, kreditor, manajemen perusahaan, otoritas perpajakan, pekerja dan pelanggan
b. Pengguna tidak langsung: analisis dan penasihat keuangan, bursa saham, pengacara, pihak yang berwenang dan serikat pekerja

Teori Akuntansi

Vernon Kam (1986) mengemukakan fungsi dari adanya teori akuntansi sebagai berikut:
1. Menjadi pegangan bagi lembaga penyusun standar akuntansi dalam penyusunan standarnya.
2. Memberikan kerangka rujukan untuk menyelesaikan masalah akuntansi dalam hal tidak adanya standar resmi.
3. Mennetukan batas dalam hal melakukan judgement dalam penyusunan laporan keuangan
4. Meningkatkan pemahaman dan keyakinan pembaca laporan terhadap informasi yang disajikan dalam laporan keuangan.
5. Meningkatkan kualitas yang dapat diperbandingkan.

Vernon Kam (1986) menganggap bahwa teori akuntansi adalah suatu sistem yang komprehensif, dimana termasuk postulat dan teori yang berkaitan dengannya. Dia membagi unsur teori dalam beberapa elemen, yaitu postulat atau asumsi dasar, definisi, tujuan akuntansi, prinsip atau standar, dan prosedur atau metode - metode.

Hendriksen menilai teori akuntansi sebagai satu susunan prinsip umum yang akan dapat :
1. Memberikan kerangka acuan yang umum dari mana praktek akuntansi dinilai
2. Teori akuntansi yang dirumuskan tidak akan mampu mmengikuti perkembangan ekonomi, sosial, teknologi dan ilmu pengetahuan yang demikian cepat.

Namun demikian, teori akuntansi merupakan instrumen yang sangat penting dalam menyusun dan memverifikasi prinsip akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan untuk disajikan kepada para pemakainya.

Periodisasi Teori Akuntansi

Godfrey dkk (1992) membuat periodisasi akuntansi sebagai berikut:

1. Pre-theory period (1492-1800)
Peragalo mengemukakan bahwa tidak ada teori akuntansi yang dirumuskan sejak Pacioli sampai pada awal abad ke - 19. Kalaupun ada saran - saran atau pertanyaan belum dapat digolongkan sebagai teori atau pernyataan yang sistematis.

2. General Scientific Period (1800-1955)
Pada periode ini sudah ada pengimbangan teori yang penekanannya baru berupa penjelasan trehadap praktek akuntansi. Disini sudah ada kerangka kerja untuk menjelaskan dan mengembangkan praktek akuntansi. Akuntansi dikembangkan berdasarkan metode empiris yang mengutamakan pengamatan atas kenyataan sehari - hari atau realitas bukan didasarkan pada logika. Laporan AAA "A Tentative Statement of Accounting Principles Affecting Corporate Reports" pada tahun 1938 serta laporan AICPA tentang A Statement of Accounting Principle (Sanders, Hatfield dan Moore) meruppakan dua contoh perumusan teori akuntansi berdasarkan metode empiris atau disebut era general scientific ini.

3. Normative Period (1956-1970)
Pada periode ini para perumus akuntansi mencoba merumuskan "norma-norma" atau "praktek akuntansi yang baik". Jika pada periode sebelumnya lebih menekankan pada "apa" yang terjadi dalam periode ini adalah "bagaimana seharusnya dilakukan", "what should be". Pada periode ini muncul kritik perhadap konsep "historical cost" dan pendukung adanya "conceptual framework". Beberapa terbitan laporan pada era ini adalah "An Inquiry into the Nature of Accounting oleh Goldberg" yang diterbitkan pada tahun 1965. AAA menerbitkan "A Statement of Basic Accounting Theory".

4. Specific Scientific Period (1970-sekarang)
Periode ini disebut juga “positive era”. Di sini teori akuntansi tidak cukup hanya dengan sifat normatif tetapi harus bisa diuji kebenarannya. Norma dinilai subyektif jadi harus diuji secara positif. Pendekatan normatif dikritik karena teori normatif tidak melibatkan pengujian hipotesa dan teori normatif didasarkan pada pertimbangan subyektif.

Karena teori normatif dianggap merupakan pendapat pribadi yang subyektif maka tidak bisa diterima begitu saja harus dapat diuji secara empiris agar memiliki dasar teori yang kuat. Pada periode ini data empiris sudah banyak tersedia kemudian teknik-teknik statistik dan teknik yang menggunakan disiplin lain untuk melakukan pengujian sudah demikian banyak sehingga memudahkan melakukan pengujian. 
Tujuan dari pendekatan teori akuntansi positif adalah untuk menerangkan dan meramalkan praktek akuntansi. Salah satu contoh dalam penggunaan teori positif ini adalah hipotesa "bonus plan". Hipotesa ini menunjukkan bahwa manajemen yang remunerasinya didasarkan pada bonus maka mereka akan berusaha memaksimalkan pendapatannya melalui pendekatan akuntansi yang dapat menaikkan laba sehingga bonusnya tinggi. Dalam penyusunan laporan keuangan manajemen tentu akan memilih standar akuntansi yang dapat menaikkan laba atau bonus mereka. Teori ini akan dapat menjelaskan atau memprediksi perilaku manajemen dalam mana bonus plan diberlakukan.

Watts dan Zimmerman pendukung konsep ini dalam bukunya Positive Accounting Theory menyatakan bahwa keuntungan pendekatan ini adalah bahwa regulator bisa meramalkan konsekuensi ekonomis dari berbagai kebijakan atau praktek akuntansi. 
Menurut Godfrey dkk pada akhir-akhir ini ada kecenderungan munculnya perbedaan antara Riset Academics dan Riset Profesional yang sebelumnya dinilai seragam. Riset Academics tetap dalam pendekatan positif yang umumnya menekankan pada peran dan pengaruh informasi akuntansi sedangkan Profesional agak condong pada pendekatan normatif yang umumnya menekankan upaya untuk menyeragamkan praktek akuntansi agar lebih bermanfaat bagi praktisi.

Metode Perumusan Teori

 Merumuskan teori akuntansi atau dengan kata lain melakukan penelitian akuntansi harus memiliki metode. Belkaoui dan Godfrey mengemukakan dalam literature dikenal beberapa metode berikut ini.

1. Metode Deskriptif ( Pragmatic )
Dalam metode ini akuntansi dianggap sebagai seni yang tidak dapat dirumuskan, maka metode perumusan teori akuntansi harus bersifat menjelaskan atau descriptive             dan menganalisis praktik yang ada dan diterima sekarang.

2. Psychological Pragmatic
Di sini diamati reaksi dari pemakai laporan keuangan terhadap output akuntansi laporan keuangan yang disusun dari berbagai aturan, standar, prinsip atau pedoman. Bidang ini dapat juga disebut behavioral accounting.

3. Metode Normatif (1950-1960)
Disini akuntansi dianggap sebagai norma peraturan yang harus diikuti tidak peduli apakah berlaku atau dipraktikan sekarang atau tidak.

4. Metode Positive (1970)
Suatu metode yang diawali dari suatu metode ilmiah yang sedang berlaku atau diterima umum. Berdasarkan teori ini, dirumuskan problem penelitian untk mengamati perilaku atau fenmena nyata yang tidak ada dalam teori.

Pendekatan Dalam Perumusan Teori

Menurut Godfrey, dalam mengaitkan antara teori dengan kenyataan , dikenal tiga jenis hubungan, yaitu:
1. Syntactic
Teori ini dirumuskan dengan garis logis. Hubungan itu dirumuskan dalam bentuk aturan seperti aturan bahasa, aturan matematik, dan lain sebagainya.

2. Semantic
Teori yang menghubungkan konsep dasar dari suatu teori ke objek nyata.hubungan ini dituangkan dalam bentuk aturan yang sesuai atau definisi operasional. Semantic menyangkut hubungan kata,tanda, atau symbol dari kenyataan sehingga teori itu lebih mudah dipahami, realistic, dan berarti.

3. Pragmatic
Tidak semua teori memiliki aspek pragmatis. Disini pragmatis itu berkaitan dengan pengaruh kata-kata, symbol terhadap manusia. Akuntansi dianggap memiliki kemampuan mempengaruhi perilaku manusia. Teori harus mampu merumuskan kebenaran. Oleh karena itu teori harus selalu diuji.

Ada 3 kriteria atau pihak atau sumber yang memiliki wewenang dalam mennetukan kebenaran atas suatu teori, yaitu:

a. Dogmatic
Kebenaran dikatakan benar karena disampaikan oleh ahli yang memenang memiliki wewenang untuk menyampaikan kebenaran dan ini tidak perlu diuji lagi. Keyakinan pada kebenaran ini hanya berdasar pada kepercayaan, keyakinan, atau iman seseorang. Misalnya keyakinan beragama, kharisma seseorang, jabatan, dan lain sebagainya.

b. Self evidence
Kebenaran disampaikan dari suatu teori yang dibuktikan oleh pengetahuan umum, pengamatan,atau pengalaman.

c. Scientific
Kebenaran disampaikan dari suatu teori yg dibuktikan lewat metode ilmiah. Teori dirumuskan, diuji, dan seterusnya berulang secara terus-menerus.

Perumusan Teori Akuntansi

 Dalam literature dikenal beberapa pendekatan dalam menrumuskan teori akuntansi. Masing-masing penulis memberikan metode yang diikutinya. Beberapa pendekatan dalam perumusan teori akuntansi menurut Belkaoui adalah sebagai berikut :

1. Pendekatan informal terbagi atas:
a. Pragmatis, praktis, dan non teoritis
Dalam metode ini perumusan teori akuntansi didasarkan atas keadaan dan praktik dilapangan. Yang menjadi pertimbangan adalah hal-hal apa yang berguna untuk menyelesaikan persoalan secara praktis.
b. Pendekatan otoriter
Dalam metode ini yang merumuskan teori akuntansi adalah organisasi profesi yang mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang mengatur praktek akuntansi.

2. Pendekatan Teoritis terbagi atas :
a. Deduktif
Perumusan dimulai dari perumusan dalil dasar akuntansi (postulat dan prinsip akuntansi) dan selanjutnya diambil kesimpulan logis tentang teori akuntansi mengenai hal yang dipersoalkan. Pendekatan ini dilakukan dalam penyusunan struktur akuntansi dimana dirumuskan dulu tujuan laporan keuangan, rumuskan postulat, kemudian prinsip, dan akhirnya lebih khusus menyusun teknik atau standar akuntansi.
b. Induktif
Penyusunan teori akuntansi didasarkan pada beberapa observasi dan pengukuran khusus dan akhirnya dari berbagai sampel dirumuskan fenomena yang seragam atau berulang (informasi akuntansi) dan diambil kesimpulan umum (postulat dan prinsip akuntansi). Adapun tahapan yang dilalui adalah:
(i) Mengumpulkan semua observasi
(ii) Menganalisis golongan observasi
(iii) Penarikan kesimpulan umum
(iv) Pengujian kesimpulan umum

3. Etik 
Dalam pendekatan perumusan akunansi ini digunakan konsep kewajaran, keadilan, pemilikan dan kebenaran. Menurut D.R. Scott kriteria yang harus digunakan dalam perumusan teori akuntansi adalah keadilan dengan memperlakukan pihak yang berkaitan secara adil.

4. Sosiologis
Yang menjadi perhatian utama dalam perumusan teori akuntansi adalah dampak sosial dari teknik akuntansi. Jadi yang menjadi perhatian bukan pemakai langsung, tetapi juga masyarakat secara keseluruhan.

5. Makro Ekonomi
Pendekatan ekonomi dalam perumusan teori akuntansi menekankan pada control perilaku indikator makro ekonomi yang menghasilkan perumusan teori akuntansi. Sehingga,  pemilihan teknik akuntansi didasarkan pada dampaknya pada ekonomi nasional. Dapat disimpulkan bahwa teknik dan kebijakan akuntansi harus dapat menggambarkan realitas ekonomi dan pilihan terhadap teknik akuntansi harus tergantung pada konsekuensi ekonomi. Dari literature lain kita mengenal pendekatan komunikatif dalam perumusan teori akuntansi. Pendekatan ini dikembangkan oleh Bedfourd dan Baldouni yang menganggap akuntansi adalah sebagai suatu sistem yang terpadu dalam proses komunikasi. Disini dirumuskan informasi apa yang perlu dan disajikan oleh perusahaan kepada para pembaca agar mereka dapat menggunakannya dalam proses pengambilan keputusan. Banyak lagi pendekatan yang perlu dikemukakan disini antara lain behavioural approach, yang menekankan pada aspek perilaku yang ditimbulkan oleh informasi akuntansi, pragmatic, nontheoritical approach, theory of account approach yang melihat akuntansi dari aspek hubungan antara perkiraan yang dibangun dari dasar teori double entry.

Perumusan Teori Akuntansi di Indonesia

Sampai saat ini Indonesia masih belum berupaya secara intensif untuk merumuskan teori atau standar akuntansinya sendiri. Kita masih tetap menggunakan teori atau standar akuntansi Amerika atau yang terakhir dari IASC (International Accounting Standard Committee) sebagai dasar pengembangan akuntansi di tanah air. Standar akuntansi keuangan maupun pernyataan standar pemeriksaaan masih mengadopsi atau menerjemahkan standar serat pedoman dari Amerika atau IASC dengan berbagai modifikasi minor. Upaya yang baru dilakukan oleh profesi akuntansi adalah perumusan prinsip akuntansi Indonesia namun belum menyentuh dasar teori akuntansinya.

Standar akuntansi di Indonesia saat ini belum menggunakan secara penuh (full adoption) standar akuntansi internasional atau International Financial Reporting Standard (IFRS). Standar akuntansi di Indonesia yang berlaku saat ini mengacu pada US GAAP (United Stated Generally Accepted Accounting Standard), namun pada beberapa pasal sudah mengadopsi IFRS yang sifatnya harmonisasi. Adopsi yang dilakukan Indonesia saat ini sifatnya belum menyeluruh, baru sebagian (harmonisasi).

No comments:

Post a Comment