Mengenali Pahlawan Rupiah Tahun Emisi 2016

Bank Indonesia (BI) hari ini meluncurkan 11 (sebelas) uang rupiah tahun emisi 2016 dengan design dan pahlawan baru. Peluncurannya dilakukan oleh Presiden Indonesia Ir. Joko Widodo. Uang rupiah yang baru diluncurkan ini terdiri dari 7 (tujuh) pecahan uang kertas dan 4 (empat) pecahan uang logam.
Rupiah dengan design yang baru ini akan memperkenalkan 12 (dua belas) gambar pahlawan nasional. Nah, yuk kita kenali 12 pahlawan nasional kita ini dengan baik yaa..


1. Pahlawan Nasional Dr. (HC) Ir. Soekarno dan Dr (HC) Drs. Mohammad Hatta pada uang kertas pecahan 100.000
Tampilan uang kertas pecahan 100.000 (Sumber Foto: BI)
Pahlawan Nasional Dr. (HC) Ir. Soekarno dan Dr (HC) Drs. Mohammad Hatta sebagai gambar utama pada bagian depan Rupiah kertas NKRI dengan pecahan Rp 100 ribu.
Siapa yang tak mengenal Dr. (HC) Ir. Soekarno, seperti yang kita tahu bahwa beliau memiliki peranan penting dalam proses kemerdekaan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda. Beliau adalah Proklamator Kemerdekaan Indonesia (bersama Muhammad Hatta) yang terjadi pada tanggal 17 Agustus 1945. Beliau juga yang pertama kali mencetuskan konsep mengenai Pancasila sebagai dasar negara Indonesia. 
Pada masa pergerakan nasional Soekarno untuk pertama kalinya menjadi terkenal ketika Beliau menjadi anggota Jong Java cabang Surabaya pada tahun 1915. Pada tahun 1926, Soekarno mendirikan Algemeene Studie Club (ASC) di Bandung yang merupakan hasil inspirasi dari Indonesische Studie Club oleh Dr. Soetomo. Organisasi ini menjadi cikal bakal Partai Nasional Indonesia yang didirikan pada tahun 1927. Aktivitas Soekarno di PNI menyebabkannya ditangkap oleh Belanda pada tanggal 29 Desember 1929 di Yogyakarta dan esoknya dipindahkan ke Bandung, untuk dijebloskan ke Penjara Banceuy
Pada tahun 1930 ia dipindahkan ke Sukamiskin dan di pengadilan Landraad Bandung 18 Desember 1930 ia membacakan pledoinya yang fenomenal Indonesia Menggugat, hingga dibebaskan kembali pada tanggal 31 Desember1931.
Pada bulan Juli 1932, Soekarno bergabung dengan Partai Indonesia (Partindo), yang merupakan pecahan dari PNI. Soekarno kembali ditangkap pada bulan Agustus 1933, dan diasingkan ke Flores. Di sini, Soekarno hampir dilupakan oleh tokoh-tokoh nasional. Namun semangatnya tetap membara seperti tersirat dalam setiap suratnya kepada seorang Guru Persatuan Islam bernama Ahmad Hasan.
Pada tahun 1938 hingga tahun 1942 Soekarno diasingkan ke Provinsi Bengkulu, ia baru kembali bebas pada masa penjajahan Jepang pada tahun 1942.
Pada masa penjajahan Jepang, Soekarno aktif dalam usaha persiapan kemerdekaan Indonesia, di antaranya adalah merumuskan PancasilaUUD 1945, dan dasar dasar pemerintahan Indonesia termasuk merumuskan naskah proklamasi Kemerdekaan.
Kemudian bersama dengan tokoh-tokoh nasional Soekarno mulai mempersiapkan diri menjelang Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia. Setelah sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), Panitia Kecil yang terdiri dari delapan orang (resmi), Panitia Sembilan (yang menghasilkan Piagam Jakarta) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), Soekarno-Hatta mendirikan Negara Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Hingga kemudian Soekarno dipilih secara aklamasi untuk menjadi presiden pertama Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Tokoh proklamator yang bersama Soekarno memiliki peranan penting dalam kemerdekaan Indonesia adalah Dr (HC) Drs. Mohammad Hatta. Beliau adalah pejuang, negarawan, ekonom dan juga Wakil Presiden Indonesia yang pertama kali. 
Pergerakan politik ia mulai sewaktu bersekolah di Belanda dari 1921-1932. Ia bersekolah di Handels Hogeschool (kelak sekolah ini disebut Economische Hogeschool, sekarang menjadi Universitas Erasmus Rotterdam), selama bersekolah di sana, ia masuk organisasi sosial Indische Vereniging yang kemudian menjadi organisasi politik dengan adanya pengaruh Ki Hadjar DewantaraCipto Mangunkusumo, dan Douwes Dekker. Pada tahun 1923, Hatta menjadi bendahara dan mengasuh majalah Hindia Putera yang berganti nama menjadi Indonesia Merdeka. Pada tahun 1924, organisasi ini berubah nama menjadi Indische Vereniging (Perhimpunan Indonesia).
Saat-saat mendekati Proklamasi pada 22 Juni 1945, Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) membentuk panitia kecil yang disebut Panitia Sembilan dengan tugas mengolah usul dan konsep para anggota mengenai dasar negara Indonesia. Panitia kecil itu beranggotakan 9 orang dan diketuai oleh Ir. Soekarno. Anggota lainnya Bung Hatta, Mohammad Yamin, Ahmad Soebardjo, A.A. Maramis, Abdulkahar Muzakir, Wahid Hasyim, H. Agus Salim, dan Abikusno Tjokrosujoso.
Kemudian pada 9 Agustus 1945, Bung Hatta bersama Bung Karno dan Radjiman Wedyodiningrat diundang ke Dalat (Vietnam) untuk dilantik sebagai Ketua dan Wakil Ketua Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Badan ini bertugas melanjutkan hasil kerja BPUPKI dan menyiapkan pemindahan kekuasaan dari pihak Jepang kepada Indonesia. Pelantikan dilakukan secara langsung oleh Panglima Asia Tenggara Jenderal Terauchi. Puncaknya pada 16 Agustus 1945, terjadilah Peristiwa Rengasdengklok hari dimana Bung Karno bersama Bung Hatta diculik ke kota kecil Rengasdengklok (dekat Karawang, Jawa Barat) dalam rangka mempercepat tanggal proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Pada 17 Agustus 1945, hari yang sangat ditunggu-tunggu oleh seluruh rakyat Indonesia dia bersama Soekarno resmi memproklamasikan kemerdekaan di Jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta pk10.00 WIB. Dan keesokan harinya pada tanggal 18 Agustus 1945, dia resmi dipilih sebagai Wakil Presiden RI yang pertama mendampingi Presiden Soekarno.

2. Pahlawan Nasional Ir. H. Djuanda Kartawidjaja pada uang kertas pecahan 50.000
Tampilan uang kertas pecahan 50.000 (Sumber Foto: BI)
Pahlawan Nasional Ir. H. Djuanda Kartawidjaja sebagai gambar pada bagian depan Rupiah kertas NKRI dengan pecahan Rp 50 ribu.


3. Pahlawan Nasional Dr. G.S.S.J. Ratulangi pada uang kertas pecahan 20.000
Tampilan uang kertas pecahan 20.000 (Sumber Foto: BI)
Pahlawan Nasional Dr. G.S.S.J. Ratulangi sebagai gambar pada bagian depan Rupiah kertas NKRI dengan pecahan Rp 20 ribu
4. Pahlawan Nasional Frans Kaisiepo pada uang kertas pecahan 10.000
Tampilan uang kertas pecahan 10.000 (Sumber Foto: BI)
Pahlawan Nasional Frans Kaisiepo sebagai gambar pada bagian depan Rupiah kertas NKRI dengan pecahan Rp 10 ribu
5. Pahlawan Nasional Dr. K.H. Idham Chalid pada uang kertas pecahan 5.000
Tampilan uang kertas pecahan 5.000 (Sumber Foto: BI)
Pahlawan Nasional Dr. K.H. Idham Chalid sebagai gambar pada bagian depan Rupiah kertas NKRI dengan pecahan Rp 5.000.
6. Pahlawan Nasional Mohammad Hoesni Thamrin pada uang kertas pecahan 2.000
Tampilan uang kertas pecahan 2.000 (Sumber Foto: BI)
Pahlawan Nasional Mohammad Hoesni Thamrin sebagai gambar pada bagian depan Rupiah kertas NKRI dengan pecahan Rp 2.000
7. Pahlawan Nasional Tjut Meutiah pada uang kertas kecahan 1.000
Tampilan uang kertas pecahan 1.000 (Sumber Foto: BI)
Pahlawan Nasional Tjut Meutiah sebagai gambar pada bagian depan Rupiah kertas NKRI dengan pecahan Rp 1.000
8. Pahlawan Nasional Mr. I Gusti Ketut Pudja pada uang logam pecahan 1.000
Tampilan uang logam pecahan 1.000 (Sumber Foto: BI)
Pahlawan Nasional Mr. I Gusti Ketut Pudja sebagai gambar pada bagian depan Rupiah logam NKRI dengan pecahan Rp 1.000.
9. Pahlawan Nasional Letnan Jenderal TNI (Purn) Tahi Bonar Simatupang pada uang logam pecahan 500
Tampilan uang logam pecahan 500 (Sumber Foto: BI)
Pahlawan Nasional Letnan Jenderal TNI (Purn) Tahi Bonar Simatupang sebagai gambar pada bagian depan Rupiah logam NKRI dengan pecahan Rp 500.
10. Pahlawan Nasional Dr. Tjiptomangunkusumo pada uang logam pecahan 200
Tampilan uang logam pecahan 200 (Sumber Foto: BI)
Pahlawan Nasional Dr. Tjiptomangunkusumo sebagai gambar pada bagian depan Rupiah logam NKRI dengan pecahan Rp 200.
11. Pahlawan Nasional Prof.Dr.Ir. Herman Johanes pada uang logam pecahan 100
Tampilan uang logam pecahan 100 (Sumber Foto: BI)
Pahlawan Nasional Prof.Dr.Ir. Herman Johanes sebagai gambar pada bagian depan Rupiah logam NKRI dengan pecahan Rp 100.

No comments:

Post a Comment